18/11/2016

Ngumpul Bareng Blogger Bali & BCA

27 Oktober 2016. Pagi itu, waktu saya lagi siap-siap ke kantor ada email masuk ke handphone. Awalnya saya pikir tentang kerjaan, udah pengen cemplungin handphone ke bak mandi, eh ternyata undangan untuk ngumpul bareng blogger Bali yang diadakan sama BCA. Begitu scroll, scroll, scroll untuk melihat venuenya, ternyata diadakan di Livingstone Cafe, Petitenget. Tempat favorit saya nongkrong bareng teman-teman selepas jam kerja. Potato wedgesnya, juara! Saya pun jadi semangat untuk datang, mengingat rasanya udah lama banget ga kesana buat sekedar ngeteh atau ngopi cantik. Yeay !

OK, sebelum pembahasan melenceng jadi bahas makanan, kita kembali ke topik. Sayangnya, begitu melihat jam acaranya saya agak mengernyitkan dahi, jam 18.30. Itu jam-jam rawan saya belum bisa cabut dari kantor, nasib kuli gambar yang ga kenal waktu (curhat). Dan benar saja, saya datang sedikit terlambat dengan baterai handphone super low dan parahnya saya lupa bawa powerbank. Nice, Ami! Sehingga, foto-foto yang ada di postingan ini merupakan hasil jepretan teman blogger yang hadir pada saat acara ini juga.
Source
Source
Source
Satu hal yang mencuri perhatian saya adalah dekornya yang cantik dan manis banget! Ala ala shabby chic dengan bunga berwarna putih dan biru pastel, sepintas mengingatkan dengan konsep dream wedding saya nanti. Lupakan! Hahahaha! Soal makanan? Livingstone ga perlu diragukan lagi yah, semuanya enak. Mulai dari appetizer, main course, sampai dessertnya. Ga ada yang mengecewakan.

Selain mengenalkan produk terbaru BCA, Sakuku. BCA juga mengundang seleb instagrammer untuk memberikan tips and trick bagaimana caranya menghasilkan uang melalui instagram. Dan yang paling membuat saya envy adalah pekerjaan mereka untuk mereview hotel atau yang berhubungan dengan travelling. Jalan-jalan gratis iya, dibayar pula. Siapa yang ga iri coba hahaha. Begitu mendengar itu, langsung otak saya merencanakan bagaimana caranya resign dari kantor saya sekarang #Devil’sLaugh #DikeplakBuBoss. Ampun.
Sakuku, Bikin Hangout Makin All Out !

Apa itu Sakuku ?
Sakuku bukan bahasa Jepangnya bokek, Sakuku Rata. Ini ga ada hubungannya sama sekali. Tolong. Jadi, Sakuku ini semacam dompet elektronik berupa aplikasi smartphone untuk melakukan berbagai macam transaksi. Yang bikin unik, tidak harus nasabah BCA lho untuk memiliki akun Sakuku! Karena bukan nomor rekening lah yang digunakan sebagai kepemilikan Sakuku, melainkan nomor handphone. Cara aktivasinya pun mudah. Sebelumnya pastikan dulu kalian memiliki handphone ya, ini penting. Kemudian untuk handphone berbasis Android harus OS 4.0 ke atas dan untuk iPhone IOS 7.1 ke atas untuk bisa mendownload aplikasi Sakuku di Play Store atau App Store. Setelah terinstall di hanphone lakukan pengisian data, verifikasi, dan buat PIN Sakuku 6 digit numerik. Taraaaa ! Sakuku pun sudah aktif dengan mudahnya. Kemudian setelah Sakuku aktif kita bisa langsung Top Up/Cash In di Sakuku dengan maksimum saldo Rp 1.000.000,00.

Selamat datang di Sakuku !
Registrasi
Setelah verifikasi, Sakuku saya langsung aktif.

Saldo : Rp.0

Menu di Sakuku
Keunggulan Sakuku sangat banyak, antara lain adalah bisa digunakan untuk membayar pembelian online atau offline melalui merchant-merchant yang sudah bekerja sama dengan BCA tentunya. Dan karena saya tinggal di Bali, maka yang saya lakukan pertama kali adalah mengecek merchant mana saja yang bekerjasama di Bali. Tenang saja, jika merchant yang tersedia tidak cukup banyak di kota tempat kalian tinggal, Sakuku bisa digunakan untuk pembelian online, antara lain Blibli.com, Kaskus, bhinneka.com, dan lain-lain. Untuk detailnya, bisa dicek di sini

Sebelumnya, saya mengatakan jika Sakuku bisa dimiliki oleh orang-orang yang bukan nasabah BCA. Tapi, jika kalian adalah nasabah BCA, maka kalian akan mendapat banyak keuntungan yaitu bisa upgrade menjadi Sakuku Plus! Salah satu keuntungan Sakuku Plus adalah bisa split bill alias patungan. Kan biasa tuh, kalau lagi nongkrong rame-rame bareng temen pas giliran bayar, duit-duit bakal dikumpulin di atas meja kaya macam orang lagi pasang taruhan, belom lagi kalau ada recehan. Duh ribet! Kalau ada Sakuku Plus, pemandangan absurd seperti itu udah ga akan terlihat lagi. Tapi syaratnya, temen-temen yang diajak patungan harus punya akun Sakuku Plus juga. Selain split bill, keuntungan yang kamu dapatkan adalah jumlah limit saldo yang lebih banyak daripada akun Sakuku yang biasa yaitu Rp 5.000.000,-. Dan pengguna Sakuku Plus bisa tarik tunai tanpa pakai kartu di ATM BCA yang bertanda khusus.


Asik kan ? Jadi, tunggu apalagi, aktifkan segera Sakuku di handphone kalian. Sakuku dijamin ga akan bikin Sakuku Rata (baca : bokek). Eeww, jayus. Hahaha! Sakuku, bikin hangout makin all out !

BCA Sakuku

17/11/2016

Samsung Galaxy J5 & J7 : Smartphone For Smart Blogger



 Bicara tentang smartphone, sepertinya bukan merupakan hal yang asing bagi orang jaman sekarang. Semuaaa orang punya smartphone, tak terkecuali saya. Selain untuk media sosial (of course), sebisa mungkin saya harus memaksimalkan fungsi smartphone. Apalagi saya sebagai blogger, smartphone adalah barang yang ga bisa jauh dari jangkauan. Inspirasi buat nulis bisa dateng tiba-tiba gitu aja waktu saya lagi ga stand by di depan laptop. Biasanya kalau begitu, saya langsung ambil handphone dan ketik di draft sebelum inspirasinya ilang gitu aja. Selain buat ngeblog, saya aktif cek email yang masuk. Entah untuk kerjaan atau informasi tentang blogging competition, tapi yang paling penting setiap pagi saya menunggu email Morning Toast dari Female Daily

Saya bisa blogging lewat smartphone !
Sebagai blogger yang hobi jalan, fitur kamera itu penting buat saya untuk mengabadikan momen ketika lagi traveling. Walaupun bukan fotografer profesional, tapi kualitas foto yang baik sangat menunjang postingan di blog. Oleh karena itu, saya sangat concern terhadap ketajaman hasil foto yang saya ambil melalui smartphone. Selain fitur kamera, performa yang baik itu wajib hukumnya ketika saya memilih, saya suka smartphone cepat ! Ga mau dong, ketika sudah siap-siap mau mengambil gambar, eh ternyata smartphone saya lemot, hang dan kemudian restart sendiri. Itu jelas bikin mood saya jatuh banget. Selain mood yang jatuh, handphone juga bakalan jatuh banget. Iya, dibanting. Dan saya bersyukur, itu ga terjadi di smartphone saya sekarang, jadi belom ada kejadian banting handphone sejauh ini hahaha #JanganSampe. Tapi sayangnya, smartphone yang saya gunakan saat ini tidak mendukung expandables memory, sehingga saya tidak bisa menambah kapasitas dengan memori external. Sadar diri, saya ini orang yang hobi menumpuk file apapun, saya butuh lebih banyak kapasitas memori. Jadi kepikiran deh, pengen nambah smartphone yang bisa ditambah memori externalnya (horaaang kayaah !). Oleh karena itu, kepikiran lah buat beli smartphone berbasis Android yang bisa menunjang kegiatan nge-blog saya. Tapi, saya bingung. Smartphone berbasis Android itu banyaaaaaaaaaaak banget di pasaran, mulai dari merk yang terkenal sampai merk yang baru saya denger kemarin sore. Baca review sana sini untuk meyakinkan mau beli yang mana, belom juga yakin. Dan, sampai akhirnya perhatian saya tertuju pada Samsung Galaxy J5 & J7.

http://amsyongloser.blogspot.co.id/
Jujur, pertama kali lihat Samsung Galaxy J5 & J7 saya langsung kepikiran
"Warnanya bagus ! Mirip hp gw nih"
Elegant !
Love at first sight itu bener adanya hahaha ! Saya pun browsing tentang spesifikasi Samsung Galaxy J5 & J7 di website Samsung, dan berharap fitur dan fisiknya sebanding sama-sama bagus, harganya kalo bisa jangan mahal-mahal. Samsung J5 ini berukuran lebih kecil dibanding Samsung J7, Samsung J5 berukuran 5,2" sedangkan Samsung J7 berukuran 5,5". Layar keduanya adalah super AMOLED display 1280 x 720 sehingga ga usah takut kalau smartphone besutan Samsung ini bikin mata sepet gara-gara ga high definition. Dijamin puas ! Ngeblog pun lancar karena layarnya gede.

Samsung Galaxy J5 & J7 dilengkapi dengan kamera yang bagus banget yaitu 13 MP untuk kamera belakangnya, dan 5 MP untuk kamera depannya. Ini sih fix, banci selfie bakal puas selfie di Samsung J5 & J7. Selain ketajaman kameranya yang bagus banget, kameranya dilengkapi dengan beberapa fitur yang ok banget. Apa aja ?
  • Palm Recognition, cuma dengan gerakan tangan, smartphone ini langsung siap untuk ambil gambar tanpa tekan tombol shutter ! Ini asik kalau mau selfie bareng temen-temen !
  • Wide Selfie, ga usah takut kalau temen-temen segengmu badannya geday semua, trus panik ga bisa semuanya masuk ke dalam frame. Samsung J5 & J7 dilengkapi fiture Wide Selfie yang menjamin semua personil gengmu bisa masuk semua ke dalam frame. Dan kalo belom masuk juga, jangan salahkan hp, salahkan badannya. #AmiPikirDirinyakecil #Kabur
  • Beauty Mode, ini fitur bagus buat yang lagi LDR. Jadi kalau kalian bangun tidur terus si pacar minta dikirimin foto selfie padahal kalian belom dandan, maka beauty mode lah penyelamat hubungan kalian. Daripada diputusin pacar gara-gara dia kaget liat muka bangun tidur kita. Itu sih cowonya aja yang sok kegantengan.
  • Front Flash. Ini juga penting ! Pernah pengen selfie di tempat remang-remang ? Tapi hasilnya burem, gelap ? Jadi membuat orang bertanya-tanya kegiatan apa yang kalian lakukan di tempat remang-remang. Pakai Samsung J5 & J7 ! Karena kamera depan ada flashnya, sehingga hasil foto ga jadi gelap burem, semua terpampang jelas dan nyata jadinya ga membuat orang-orang berpikir yang tidak-tidak hahaha.
Kita ga ngapa-ngapain kok.
Fitur Wide Lens yang memungkinkan satu geng masuk frame semua.
Selain layar dan kameranya yang sama, Samsung J5 & J7 sama-sama dibekali 16 GB memori internal dan expandable up to 128 GB ! Ya, buat yang hobi numpuk file macam saya ini, cocok lah pakai Samsung J5 & J7, mau foto-foto sampai memble juga ga bakal penuh memorinya. Dan terkait dengan memori, Samsung J5 & J7 memiliki fitur yang bisa mengecek pemakaian memori dalam sekali sentuh, Smart Manager. Mulai dari penggunaan memori internal, external, RAM, bahkan penggunaan battery, semua dalam satu sentuhan saja. RAM ? Tenang, Samsung J5 & J7 dibekali RAM 2GB sehingga dijamin performanya cepat, dijamin ga akan ngelag atau hang yang bikin sebel tingkat tinggi.

Smart Manager
Namanya aja beda series, pasti ada bedanya. Samsung Galaxy J5 memiliki processor Octa Core 1,6 GHz dengan OS Android Marshmalow. Sedangkan Samsung Galaxy J7 memiliki processor Quad Core 1,2 GHz. dengan OS Android Lollipop. Untuk kapasitas battery pun, kedua smartphone ini berbeda. Samsung Galaxy J5 dibekali kapasitas battery 3100 mAh sedangkan Galaxy J7 memiliki kapasitas yang lebih besar yaitu 3300 mAh. Dan jangan takut kalau mau menghemat penggunaan daya battery, karena kedua smartphone ini memiliki fitur Ultra Power Saving Mode yang bisa memangkas penggunaan daya battery untuk aplikasi yang tidak dibutuhkan.


Setelah mempelajari fitur-fitur dan kelebihan yang dimiliki Samsung Galaxy J5 & J7, saya jadi yakin untuk nambah smartphone lagi yang berbasis Android. Semua keinginan saya, tercover dalam satu smartphone. Kamera yang mumpuni bagi blogger seperti saya untuk mengambil  gambar. Kemudian adanya fitur Ultra Power Saving Mode yang membantu orang pelupa macam saya yang sering banget ketinggalan powerbank, sementara juga lupa ngecharge handphone. Amsyong deh. Dan yang terpenting adalah, tujuan utama saya memiliki smartphone yang bisa expandables memory pun terpenuhi, up to 128 GB ! Tapi semua fitur itu percuma kalau harganya ga miring, apalagi buat anak kosan macam saya. 

Bagaimana dengan harga ? Tenang, Samsung Galaxy J7 dibanderol dengan harga sekitar Rp. 3.500.000,00. Terjangkau banget, yuhuuuu. Dengan fitur yang sangat mumpuni dan harga yang sangat terjangkau, rasanya Samsung Galaxy J5 & J7 pantas disebut sebagai smartphone for smart blogger.

05/11/2016

Mengenal Olahan Hasil Laut Indonesia Timur


Bicara mengenai olahan hasil laut, Indonesia memang juaranya. Bagaimana tidak ? Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah laut yang sangat luas. Itulah mengapa, sajian olahan hasil laut Indonesia sangat bermacam-macam. Mulai dari bagian barat, utara, bahkan sampai timur pun beraneka ragam. 

Pada tahun 2014 saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu sisi terdepan Indonesia yaitu tepatnya di Kabupaten Malaka, Timor, Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Memiliki jarak 16 jam perjalanan dari Kupang. 

Hal pertama yang menarik perhatian saya saat mengunjungi tempat baru pertama kali adalah makanannya. Sebagai daerah pesisir, ikan merupakan lauk pelengkap utama yang dipilih sebagai pendamping makanan pokok. Jangan tanya eksistensi ayam di sini, karena ayam hanya dipotong saat ada acara penting. Bagi masyarakat sekitar, ayam merupakan makanan yang mewah. Sama halnya dengan ayam, nasi bukan makanan pokok utama warga sekitar. Mereka lebih suka menyantap jagung atau sagu sebagai makanan pokok. 

Jagung bose, salah satu olahan jagung sebagai pengganti nasi

Sebagian besar mata pencaharian warga setempat adalah sebagai nelayan. Tidak heran jika ikan sangat digemari disana. Ikan yang sangat sering dimakan adalah jenis ikan terbang dan ikan kembung. Masyarakat sekitar menyebut ikan terbang dengan “ikan Indosi*r” (stasiun TV swasta), dan menyebut ikan kembung dengan “ikan kombong”. Selain 2 ikan tersebut, ada 1 lagi jenis ikan yang cukup mengagetkan saya, ini juga merupakan ikan yang digemari warga sekitar, biasa dimasak kuah asam. Ikan itu adalah hiu. Cukup miris ketika melihat hiu tersebut berada di ember hasil tangkapan nelayan bergabung dengan ikan kecil lainnya. Sayang sekali, masyarakat sekitar masih menganggap hiu sebagai makanan,padahal di luar sana banyak orang yang menyuarakan untuk berhenti menangkap hiu karena hiu bukan makanan.

Ikan kombong

Hasil tangkapan sore itu

Ikan hiu
Kebiasaan warga setempat dalam mengolah makanan cukup berbeda dengan daerah lain di perkotaan. Mereka tidak mengenal bumbu yang beraneka macam seperti masakan Padang atau masakan Bali yang bumbunya cukup medok. Dalam mengolah ikan kuah asam, mereka hanya mengandalkan garam, jeruk nipis, bawang merah, bawang putih dan micin. Ya, sesederhana itu saja. dan semua bumbu tidak ada yang diulek hanya diiris. Tidak heran dengan minimnya bumbu yang digunakan, sajian hiu kuah asam pun masih terasa sedikit amis. Berbeda dengan sajian hiu goreng, amisnya tidak terlalu terasa sehingga saya masih bisa menyantapnya. Walaupun dalam hati terasa bertentangan dan tidak tega. Namun, demi menghormati masyarakat sekitar saya pun harus ikut makan. Sekilas makanannya terlihat jauh dari kata mewah dan sangat sederhana, tapi saya merasakan kenikmatan karena suasana kebersamaan dengan warga sekitar

Hiu goreng
Pada tahun 2015 saya berkesempatan untuk mengunjungi Ternate, Maluku Utara. Ke Ternate belum dikatakan sah jika belum mencicipi papeda. Sama halnya dengan wilayah timur Indonesia yang lain, beras bukan satu-satunya opsi makanan pokok disini. Justru papeda lah yang sangat diminati warga.


Papeda umumnya dimakan dengan ikan kuah kuning. Sistem makan papeda di warung-warung disini adalah all you can eat. Dan di sepanjang meja tidak saya temukan satu olahan pun yang terbuat dari ayam atau hewan lain selain hewan laut. Nampaknya masyarakat tahu cara memanfaatkan kekayaan sumber daya laut yang mereka miliki dengan memaksimalkan mengkonsumsi ikan. Ikan cakalang juga merupakan komoditas utama disini, di sepanjang pasar banyak sekali saya temukan sajian ikan cakalang asap. Biasanya cakalang asap ini nantinya akan diolah lagi. 

Dari Ternate saya menyempatkan diri untuk mampir ke bumi nyiur melambai yaitu Manado. Saya bertolak menuju danau Tondano untuk mencicipi kuliner khas Tondano yaitu perkedel nike. Nike merupakan ikan endemik dari Danau Tondano, bentuknya menyerupai ikan teri namun dengan ukuran yang lebih kecil lagi. Memang, ikan nike bukan merupakan hasil laut karena ikan ini merupakan ikan air tawar. Namun rasanya tidak afdol untuk tidak menceritakan ikan endemik milik Sulawesi Utara selain ikan roa ini. 


Danau Tondano, Sulawesi Utara

Perkedel Nike
Sekilas perkedel nike bentuknya menyerupai bakwan karena memang sama-sama digoreng dalam adonan tepung. Tapi rasanya sangat berbeda dengan bakwan kebanyakan karena adanya ikan nike sebagai bahan utama perkedel nike. Sebelumnya saya cukup bingung kenapa disebut “perkedel” karena sebenernya bentuknya lebih menyerupai “bakwan”. 

Bicara tentang ikan roa, ikan ini memang ikan yang hanya tumbuh di perairan Sulawesi Utara saja. Sehingga sangat gampang ditemukan sajian berbahan dasar ikan roa di Manado dan sekitarnya. Selain itu, ikan roa asap juga merupakan oleh-oleh favorit jika berkunjung ke tanah Sulawesi Utara selain klapeertart. Hal itu lah yang membuat saya membawa ikan roa sebagai buah tangan untuk orang rumah. Ikan roa asap dapat diolah menjadi berbagai macam sajian, antara lain sambal ikan roa yang sangat cocok dimakan dengan pisang goreng. 

Ikan Roa asap sebagai oleh-oleh wajib jika mengunjungi Manado

Sebenarnya masih banyak sajian olahan hasil laut yang dimiliki Indonesia. Mengingat Indonesia adalah negara maritim. Pengalaman saya ini, hanya sebagian kecil saja. Dan masih ada banyak rasa penasaran dalam hati untuk menjajal olahan hasil laut Indonesia dari Sabang sampai Merauke. 

Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba Jelajah Gizi 2016

 

28/05/2016

Honeymoon Di Uluwatu


Sudah bukan rahasia lagi kalau Bali jadi salah satu destinasi favorit untuk pasangan yang ingin honeymoon. Saya pun begitu, sebelum akhirnya memilih untuk merantau ke Bali, Bali merupakan destinasi impian saya nanti kalau honeymoon. Tapi, semua berubah sejak saya tinggal di Bali selama 3 tahun ini. Tiba tiba keinginan untuk honeymoon di Bali pun lenyap ga berbekas, tergantikan dengan impian saya traveling bareng suami ke tempat antah berantah dengan style kere saya tentunya #LOL. Dan beberapa minggu ini, saya lagi tergila gila sama Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat (MTB). Semoga bisa menggembel kesana nanti dengan suami saya kelak. Aamiin.

Yaelah, jadi curcol buahahaha ! Naluri jomblonya kenceng bener, Mi ! Lupakan. Kali ini saya bukan mau cerita tentang honeymoon saya kok, bukan. Lha wong nikah aja belum, mau honeymoon sama siapose haaa ! *mulai nyolot. Lagi agak sensi sama topik pernikahan sebenernya *garuk-garuk tembok.

Skip skip.....

Sahabat nista saya jaman kuliah sebut saja Ganis akhirnya melepaskan masa lajang (ga usah tanya giliran saya kapan). Sebenernya ini cerita lama sih, cuma baru sempet posting setelah mangkrak lama di draft. Ganis ngabarin pernikahannya ketika saya udah siap dengan itinerary solo backpacking akhir tahun lalu sambil kirimin kain untuk dijadikan seragam kebaya, dimana waktu dilihat tanggal pernikahannya ternyata posisi saya masih di Manado waktu itu. Otomatis reschedule tiket pesawat pun dilakukan asal saya bisa hadir di pernikahan sahabat saya ini.

Jangan ditanya kenapa ini kulit saya hitam legam
Dan TARAAAA...! Akhirnya saya bisa ikut berfoto juga kan di pelaminan, walaupun malam sebelumnya sempet ada drama ketinggalan pesawat di Balikpapan hahahaha. Dandan ala kadarnya dengan warna kulit yang eksotis (baca : hitam) akibat panas panasan dan menggembel ria di pulau seberang, bahkan sarung bawahan itu juga nemunya last minute di lemari mumichtu (fyi, itu tenun Lombok loh). Yang penting bisa ikut berbagi kebahagiaan sama Ganis. Well, happy wedding Gantole ! Kiss kiss ! Kiss Dhana *ditabok Ganis

Sama seperti intermezzo diatas, Bali jadi destinasi impian Ganis dan Dhana untuk bulan madu. Singkatnya waktu memaksa mereka untuk ga bisa mengeksplor semua tempat. Dan akhirnya mereka memilih untuk mengeksplor Uluwatu karena Kuta, Seminyak, dan Ubud itu terlalu mainstream *hazeeek

Alila Villas Uluwatu
Alila Villas Uluwatu kami pilih untuk nongkrong nongkrong sesiangan sambil gegoleran di sunset cabananya The Warung yang aduhai sambil nunggu jadwal pentas tari kecak di Pura Luhur Uluwatu. Alila Villas Uluwatu punya 2 restaurant, yaitu The Warung dan Cire. Seperti namanya, The Warung menyediakan menu ala warteg Indonesia, terumata local food dari Bali. Seperti, ayam betutu, sate lilit, sambel matah dan menu Bali lainnya. Tapi masih menyediakan menu universal lainnya kok, kaya pizza dan pasta. Silakan dicek di Zomato untuk daftar menunya. Sedangkan untuk Cire, menu yang ditawarkan lebih ke arah Western dan sepertinya ala ala fine dining begitu, kurang ngerti juga sih saya *dikeplak.



Berhubung nasi ayam betutu 15 ribuan sebelah kantor lebih menggoda, karena murah tentunyaaaa, saya pun rasanya merugi kalo harus makan nasi ayam betutu di The Warung yang harganya sungguh bikin anak kos macam saya langsung jatuh miskin. So, kami pilih pizza sebagai cemilan siang itu. 

Awalnya saya pikir, untuk nongkrong di sunset cabananya Alila Villas Uluwatu ini ada minimal purchase nya, ternyata eh ternyata ga ada saudara saudara ! Bahkan, kami ditawari oleh staffnya untuk bebas memilih mau nongkrong indoor di dalam restaurantnya atau outdoor di sunset cabana yang iconic itu. Harus saya acungi jempol buat keramahan staff Alila Uluwatu ini. Hospitalitynya asik, sopan tapi tidak kaku ala ala hotel bintang 5 lainnya. Keren. Jadi kalo pengen ngerasain nongkrong di cabananya Alila Uluwatu yang iconic ini ga masalah kalo ga beli makan, beli minuman aja kalian bisa gegoleran sepuasnya. Yeah ! Dan menurut saya, pemandangannya kalo sunset bakalan hacep banget. Itulah kenapa namanya sunset cabana. So, coba deh lain kali datengnya pas rada sorean *cek dompet.



Foto foto is a must ! Mumpung disini ceuu~
*breathtaking
Kalau mau turun ke pantai di bawah tebing ini bisa kontak ke manajemen hotel. Lewat sini jalurnya.
Akhirnya setelah pegel kebanyakan foto foto duduk di sunset cabana, kami cabut menuju Pura Luhur Uluwatu untuk melihat tari Kecaknya yang cukup famous itu. Perjalanan dari Alila Villas Uluwatu menuju Pura tidak terlalu jauh, sekitar 10 - 15 menit naik motor. Pentas Tari Kecak dimulai jam 6 sore. Usahakan cari tempat duduk yang view point nya kece langsung menghadap sunset ya. Makanya pastikan waktunya cukup, karena tentunya sebelum masuk area pentas kita pasti akan keliling keliling dahulu untuk melihat tebing tebing nan eksotis di Uluwatu. Dan berhubung saya sudah ke 3 kalinya kesini, maka rasanya biasa aja. Tapi buat pasangan honeymoon wajib rasanya foto di salah satu spot yang menghadap moncong tebing biar makin romantis *eaaaa.

Jomblo mana yang ga iri liat pose beginian *kunyah keyboard*
Puas foto foto afterwed, kami langsung menuju ke area pentas Tari Kecak. Daaaan, udah full orang orang, untungnya kami masih kebagian spot yang masih ok buat lihat sunset . Sore itu hawa Bali yang panas jadi makin panas karena banyaknya orang yang tumplek blek di tribun. Walaupun sudah 3 kali ke Uluwatu, ini pertama kalinya bagi saya untuk melihat pertunjukkan Tari Kecak disini.

Poni tolong dikontrol ya, Mba. Panas bok !
 Menurut saya, kondisi seperti ini kurang kid friendly, terlihat dari banyaknya bayi yang menangis dan balita yang rewel. Jadi silakan dipikirkan lagi jika ingin membawa anak kecil menonton pentas Tari Kecak ini ya. Entah bayi-bayi itu rewel karena kepanasan atau bagaimana tapi kami yang dewasa, muda dan berbahaya aja mulai lemes kepanasan sambil kipas kipas pakai kertas sinopsis yang dibagikan saat membeli tiket, apalagi mereka. Harga tiket untuk menonton Tari Kecak ini dibanderol seharga IDR 100.000/ orang, untuk harga segitu menurut saya pas karena pemandangannya ketika sunset dipadukan dengan Tari Kecak itu cantik banget. Terlepas dari pemandangannya, suguhan Tari Kecaknya pun bagus dan menghibur sekali. Suka suka suka.

Dimulai dengan penari kecak memasuki pentas
Rambut akikuk yahud ! *ini foto ga penting*

Timing yang pas !
Puncak Tari Kecak pun timingnya pas dengan sunset. Langit yang kekuningan berpadu dengan scene lingkaran api yang mengelilingi Hanoman. Perpaduan yang cukup membuat penonton berdecak kagum. Ga tau sih biasanya begini pas timingnya, atau saya saja yang beruntung sore itu hahaha ! Asli, beneran, kalo ke Uluwatu sempetin deh nonton Tari Kecak disini. Suasananya dapet banget dan cukup membuat saya merinding kagum dengan perpaduan sunset dan pertunjukkannya. Superb.

Jadi, Ami kapan honeymoon nya ?

24/05/2016

Makan Enak Di Lombok

Akhirnya selang sebulan sejak kepergian saya ke Gili Trawangan, saya pun kembali ke provinsi NTB ini tepatnya ke pulau yang jadi impian saya, yaitu Lombok ! Yeah ! Temen temen kantor yang tau saya mau pergi ke Lombok pun banyak yang heran dan sering melemparkan pertanyaan “Ngapain kesana ? Emang ada apa ? Desa loh itu ga ada apa apanyaaa” Dan pertanyaan serupa lainnya. Hmm...saya sih ga percaya ya kalo suatu tempat itu “ga ada apa apanya” cuma kitanya aja yang belum nemuin. Lagian indikator kebahagiaan saya ketika traveling itu bukan tentang tujuannya yang pantai pantai kece atau bangunan hits atau cafe hits dan lain lainnya. Tapi saya menikmati semua sudut kotanya sambil melihat kebiasaan baru di kota yang baru saya datangi #SokWise #KemudianDitimpuk. Seperti contohnya di Mataram helm itu bukan hal yang wajib sepertinya CMIIW, karena saya cukup sering menemukan orang naik motor tanpa helm di kepalanya. Dan itu di jalanan yang cukup protokol yah, di area Cakranegara dekat penginepan saya Hotel Palapa, 200 meter dari Mataram Mall. Kemudian 2 teman saya yang naik motor ga pake helm dalam perjalanan Praya ke Mataram which is itu jauhnya naujubilahminjalik. Hebat ! Dan masih banyak lagi hal hal baru yang saya pelajari selama di Mataram. So, kebahagiaan apa yang akan Ami temukan di Mataram ? Tunggu saja huaahahaha.

Flight saya menuju Lombok dijadwalkan jam 4 sore, saya pun ijin pulang kantor jam 2 siang. Lama penerbangan Bali – Lombok cuma 30 menit saja saudara saudara. Hal itu lah yang meyakinkan saya untuk bisa sunsetan di Senggigi begitu landing di Lombok Praya. Sayangnya, pesawat saya delay 2 jam, jadinya angan angan buat bisa sunsetan di Senggigi lenyap sudah. Dasar singa, delay mulu. Eh tapi mursida ini, alias murah. Gapapa deh delay yang penting mureeeee ! Nasib traveler kere.

Intermezzo : Bandara Internasional Lombok (BIL) terletak di Lombok Tengah, tepatnya di daerah Praya. Jaraknya kurang lebih 1 jam perjalanan kalo dari Mataram. Yeah, bukan rahasia lagi yah kalo area Lombok Tengah dan Selatan ini rawan begal (konon begitu ceritanya, dan udah 5 temen saya yang orang Lombok pun berkata demikian, so correct me if I wrong ya). Actually, teman saya ini jiper sama perjalanan dari Mataram ke Praya makanya dia bayar temennya buat ngawal doi. Ahelah lucu banget hahaha ! Tapi emang yah, saya ngerasain sendiri betapa tegangnya perjalanan menuju Mataram. Jalanan super gelap tanpa ada satu pun penerangan udah kaya tempat jin buang anak, serem deh pokoknya dan hanya motor kami yang melintas. Sampai kadang kadang kalo liat ada cahaya motor lain lewat spion langsung parno kalo itu begal.

Baiklaaaaah, terlepas dari begal dan kawan kawannya. Saya menemukan kebahagiaan disini. Apa itu ? Kebahagiaan saya adalah makanaaaaan !!!! Siapa sih yang ga bahagia soal makanan, ga adaaa, ya kan ya kaaaan ? #CariTemen. So, makanan apa aja yang bisa membuat Ami bahagia ? Cek this out !

1. Rumah Makan Taliwang Irama 
Jalan Ade Irma Suryani No.10, Karang Taliwang, Cakranegara,
Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
Phone : 0370 623163

Siapa yang ga kenal dengan Ayam Taliwang, makanan khas dari Lombok yang terkenal dengan rasa pedesnya. Saya pun ikut penasaran, walaupun saya bukan penggemar cabe cabean (baca: makanan pedas) tapi saya merasa tertantang untuk mencicipi kuliner khas Lombok ini . Ayam Taliwang menggunakan ayam yang masih berumur 4-5 bulan, jadi jangan heran kalo ukurannya kecil dan satu ekor cuma cukup buat dimakan sendiri. Buanyaaaak banget restoran yang menyajikan Ayam Taliwang, salah satunya dan pilihan saya adalah RM Taliwang Irama yang cukup famous. Dan yang lebih menyenangkan lagi, rumah makan ini buka sampe jam 11 malem. Menu yang ditawarkan macem macem, jadinya eike bingung mau pesen yang mana. Akhirnya terpilihlah menu paket untuk berdua yang isinya Ayam Taliwang (wajib !), Ikan Bakar Taliwang, Plecing Kangkung, Tahu Goreng, dan Sayur Lebui. Untuk minumnya dapet Es Jeruk Madu Kristal. Semua itu ditebus dengan harga IDR 150.000 saja kakak. Lumayan hemat jika dibandingkan pesen ala carte.

Menu paket untuk berdua IDR 150.000

Bon appetite !
Baiklah, mari kita bahas satu persatu. Untuk Ayam Taliwang dan Ikan Bakar Taliwangnya emm, setelah saya rasain so so yah rasanya. Kurang menggetarkan lidah saya, kurang bisa bikin saya keenakan. Biasa aja kaya ayam bakar bumbu pedas, berhubung saya bukan fans berat ayam bakar jadi yaa biasa aja. Mungkin kalo kalian basicnya suka sama ayam bakar bisa beda cerita, beda lidah beda cerita hehe. Tapi, bumbu cocolannya harus saya akui enak banget, dan favorit saya adalah makan tahu lomboknya sambil dicocol saus taliwang itu. Juara !

Plecing kangkungnya sumpah itu pedesnya ga kira kira, saya cuma nyomot dikit aja langsung keringetan ! Buat yang ga suka pedes macam saya ini bakal tersiksa rasanya ngabisin satu piring plecing kangkung. Sedangkan si Bob dooong, gadoin itu plecing kangkung dengan wajah nan nyantai. Emang yah, orang Lombok kayanya harus banget bisa makan pedes. Ga cocok eike jadi orang Lombok kayanya.

Tahu lomboknya juga endes banget rasanya, ga tau kenapa yah. Rasanya beda aja gitu, padahal sederhana cuma digoreng biasa. Tekstur tahunya itu loh yang bikin beda, keras tapi lembut. Beda loh sama tahu kediri. Asik deh pokoknya tahu lombok ini, apalagi kaya yang saya bilang dari awal tambah enak kalo dicocol saus taliwangnya. Emmm, bikin khilaaaf maak ! #buangtimbangan

The holy sayur lebui
Sekarang, mari kita bahas si sayur lebui ini. Lebui itu semacam kacang hitam, dan dimasak dengan cara dikuahin gitu deh. Ga tau saya hahaha taunya cuma makan aja. Rasanya unik banget, ada pedes, ada gurihnya. Gurih bangeeet, kaya makan kuah tinta cumi gitu. Enak deh pokoknya, apalagi dimakan pake nasi. Ya Allah, enak #terharu.

Es jeruk madu kristal
Ini juga ga kalah fantastisnya, Es Jeruk Madu Kristal. Awalnya saya heran apa itu madu kristal. Dan setelah dijelaskan akhirnya saya tau kalo madu kristal itu adalah madu putih khas Sumbawa. Warnanya putih kaya susu. Jadi yang kalian liat di dasar gelas saya itu adalah madu. Baru tau kalo ada madu yang warnanya putih #katro. Dan rasa es jeruk ini emang enak banget sih bloggie, kerasa banget jeruknya dan seger abiiis. Terlepas ada madunya ato ngga, saya kurang tau sih yah, yang jelas emang es jeruknya RM Taliwang Irama ini endes.

2. Sate Rembiga 2 Ibu Sinaseh 
Jln. Dr. Sutomo Lap. AU Rembiga (posisinya di depan pasar Rembiga) 

Sate Rembiga Ibu Sinaseh yang posisinya di depan pasar Rembiga
Tadinya saya mau nyobain sate rembiga di Jl. Dakota 2 yang terkenal di kalangan pecinta makanan, dan katanyaaa itu sate rembiga yang asli. Tapi sayangnya, sate rembiga di Jl. Dakota belum buka kalo siang begini. Yaudahlah, kami cari sate rembiga lain yang ga kalah enaknya. Dari hasil browsing sih Ibu Sinaseh ini juga cukup famous dan banyak yang bilang enak juga. Lagian apa sih bedanya antara asli atau palsu. Paling ini masalah tempat, hits atau ga hits aja, ya ga ? #menghiburdiri

Sate rembiga lengkap dengan lontong kerucutnya
Warungnya, abaikan sisa piring piring pengunjung diujung sana
Satu porsi dibanderol dengan harga 20.000 saja kakak, udah plus lontong 3 biji atau kalo ga doyan lontong bisa minta nasi. Lontongnya lucu deh dibungkus kerucut gitu hahaha. Dan rasanyaaaaa ? Bombastis, fantastis, enak banget emaaaaak !! Ya Allah, citarasa sate rembiga ini baru pertama kali saya rasain. Bumbunya kaya banget, meledak di mulut. Dan saya bertaruh ga ada sate dengan cita rasa begini selain sate rembiga. Ya ampun ini enaaaak banget !! Wajib hukumnya kalo ke Lombok nyobain sate rembiga. HARUS ! Peduli setan lah banyak yang bilang ga ori ato gimana, yang jelas sate rembiga enak saudara saudara ! #UmuminPakeTOA #SemuaOrangHarusTau!

3. Sayur Kelor dan Beberuk Terong
Homemade, cuy !!

Sayur Kelor dan Orek Tempe (dan ikan goreng dibalik tumpukan)
Beberuk Terong
Hahahahaaa maapkeeun kalo fotonya ga beres. Ini masakan khas Sasak yang dimasakin sama ibunya Bob. Jadinya ga sempet saya tata sedemikian rupa biar bisa enak difoto jadi maapkeun kalo ala kadarnya begini hihihi. By the way baik bangeeuut yah orang lokal sama pendatang. Terharu saya. Jadi inget perjalanan saya ke Timor 2 tahun yang lalu yang disambut keluarga temen juga, dan perjalanan ke Toraja yang disambut sama hostfam saya. Indahnya traveling kalo dikasi gratisan giniii .Back to topic ! Ini namanya sayur kelor, ini makanan khas orang Sasak, dimasaknya kaya sayur bening. Rasanya enak bangeeeet ! (gila ya ini postingan isinya kebanyakan kata “enak banget”) rasanya beda sama sayur bening bayam yang suka dimasakin kalo di rumah. Dan tempe orek yang dimasakin ibu Bob ini rasanya juga cetar menggetarkan lidah saya. Enaaak !

Kemudian berlanjut ketika saya disuruh makan beberuk terong. Sebelumnya, beberuk terong ini isinya adalah potongan terong bulat mentah, potongan bawang merah, cabe dan teman temannya. Entahlah hahaha. Saya pun nyobain dikit aja karena saya ga gitu doyan terong mentah, dan tebak apaaaaaa !!! Saya akhirnya menghabiskan satu plastik beberuk terong itu pake nasi. Astaga, ini makanan sumpah ya enak banget !! Bukan, ini bukan karena gratis makanya jadi enak #ditoyor. Tapi emang beneran enak, saya makan aja sambil terharu. Walaupun masakan sederhana tapi maknanya dalem banget. Ngebayangin ibu Bob masakin mendadak karena tau temen anaknya dari luar kota dateng ke Lombok. Inaq, makasih nggih #kecup (inaq : ibu dalam bahasa Lombok)

4. Sate Rembiga Ibu Sinaseh 2 (again)
Jln. Dr. Wahidin, Rembiga, Kec. Selaparang. Mataram
Phone : 081917991747

Hari terakhir sebelum saya balik ke Bali, saya minta makan di sate rembiga lagi, semoga Bob ga muak yah hahaha ! Tapi sayangnya, sate rembiga yang pertama kali kami makan belum buka. Ga mau liat saya kecewa gagal makan sate rembiga, si Bob cariin rumah makan sate rembiga Ibu Sinaseh di tempat yang satu lagi. Dan Alhamdulillah buka, dan tempatnya lebih gede. Dan menunya ada bebalung jugaaaaa ! Yuhuuu, akhirnya saya nyobain bebalung juga.

Sate rembiga plus bebalung plus nasi. Nikmat mana yang au dustakan.
Bebalung

Sate rembiga (asli langsung laper pas posting ini)
Wajah sumringah nemu sate rembiga
Bebalung berasal dari kata balung yang artinya tulang. Itu berati bebalung berbahan dasar tulang tulang #MenurutNgana yang masih ada dagingnya nempel dikit dikit lah, jadi masih ada yang bisa dimakan. Dan dimasak pakai kuah gitu. Awalnya nyobain saya pikir bakal terasa after taste amis daging yang biasa kita temuin kalo makan daging dikuahin. Tapi ternyataaaaaaaaa, sama sekali ga amis dong dong dong !! Rasanya kaya banget rempah rempahnya. Kuahnya dituang ke nasi dan dimakan pakai sate rembiga, ya ampuuuun menggetarkaaaan lidah saya. Sumpah enak ! Enaaak ! Dan sedihnya lagi, kalo mau makan kaya gini mesti jauh jauh ke Lombok hiks.

Ternyata memang bener kalo makanan Lombok itu enak enak, tapi ada satu yang belom saya rasain yaitu sate bulayak. Tenang, masih ada chapter kedua saya ke Lombok kok. Hahahahaahaaa. Beneran deh ketagihan banget dateng ke Lombok. Biar kata orang kota Mataram itu menyedihkan, dusun, katro, ga asik, tapi buat saya kotanya ngangenin banget loh. Brb cari suami orang Lombok hahaha. Eh tapi beneran kayanya seru bersuamikan orang Lombok, adatnya itu loh unik banget. Waktu itu saya diceritain tradisi “nyongkolan” sama si Bob. Itu tradisi kalo ada pernikahan adat Sasak. (suara hati jomblo, abaikan please). Serius saking jatuh cintanya sama Lombok saya punya rencana pengen pindah kerja Mataram. Di Mataram ada konsultan interior ga sihhh ? #seriusnanya. Kalo ada bisa kali kontak eike bahahahaaaaaa.

Well bloggie, tunggu kedatangan saya ke Lombok untuk yang kedua, ketiga, keempat dan ke sekian sekian kalinya lagi yah. Cup. 

Foto dibuang sayang : 

Atribut anti kepanasan di Lombok
Tipikal jalan di Mataram
Banyak jalan jalan baru seperti ini, tampaknya Lombok memang sedang berbenah.
Salah satu jalan protokol di Mataram, daerah Cakranegara